Custom Search

Selasa, 15 April 2008

Diferensiasi Sosial


A. Latar Belakang

Berbeda itu biasa. Pernahkah Anda sadari betul kata-kata ini ?Dunia terbentang dengan segala macam perbedaan. Tidak ada satu makhluk hidup yang sama persis dengan yang lain. Perbedaan memang anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang begitu indah. Oleh karena itu kita bisa menyatakan bahwa perbedaanitu indah. Mampukah Anda menganalisa bentuk - bentuk struktur masyarakat berdasarkan adanya perbedaan dan lapisan yang ada. Makalah ini membahas tentang Diferensiasi Sosial.

B. Pengertian Diferensiasi Sosial

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertical seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi

dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.

Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu.

  1. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial.

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ciri Fisik

Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.

b. Ciri Sosial

Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

c. Ciri Budaya

Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi ataukepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

  1. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial

Pengelompokan masyarakat membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.

a. Diferensiasi Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri fisiknya, bukan budayanya.

Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :

1) Menurut A.L. Krober

§ Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)

§ Mongoloid :

- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)

- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)

- American Mongoloid (penduduk asli Amerika)

§ Kaukasoid :

- Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)

- Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)

- Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)

- Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

§ Negroid :

- African Negroid (Benua Afrika)

- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)

- Melanesian (Irian, Melanesia)

§ Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok) :

- Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)

- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)

- Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)

- Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)

2) Menurut Ralph Linton

- Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang- orang Indian di Amerika.

- Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.

- Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman. Aborigin.

- Bagaimana dengan Indonesia ? Sub ras apa saja yang mendiami negara kita ini ?

- Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras sebagai berikut:

- Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.

- Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.

- Neo Melanosoid, yaitu penduduk kepulauan Kei dan Aru.

- Melayu, yang terdiri dari dua :

- Melayu Tua (Proto Melayu), yaitu orang Batak, Toraja dan Dayak

- Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang Aceh, Minang, Bugis/ Makasar, Jawa, Sunda, dsb.

b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Apa yang dimaksud dengan suku bangsa atau etnis itu ? Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut :

- ciri fisik

- kesenian

- bahasa daerah

- adat istiadat

Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain :

- di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.;

- di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;

- di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.;

- di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang

- -Mangondow, Gorontalo, dsb.;

- di Kep. Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;

- di Kep. Maluku dan : Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.

- Irian

c. Diferensiasi Klen (Clan)

Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).

* Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:

- Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)

- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin;

- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar;

- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.

- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.

- Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.

- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.

* Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal.

d. Diferensiasi Agama

Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.

1) Komponen-komponen Agama

* Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.

* Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.

* Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.

* Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.

* Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.

2) Agama dan Masyarakat

Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.

e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)

Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.

f. Diferensiasi Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.

g. Diferensiasai Asal Daerah

Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:

- masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;

- masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.

Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : - perilaku

- tutur kata

- cara berpakaian

- cara menghias rumah, dsb.

h. Diferensiasi Partai

Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran. Pada Pemilu tahun 1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu tahun 2004 mungkin jumlah partai sudah bertambah lebih banyak.

C. Kesimpulan

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk atau diferensisasi sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan – golongan atau kelompok - kelompok secara hoirizontal atau tidak bertingkat. Adapun wujudnya adalah penggolongan penduduk atas dasar ras, susku bangsa, agama dan lain – lain. Dalm pembedaan tersebut tidak menunjukkan tinggi rendahnya martabat atau derajat seseorang sebagaimana yang terdapat dalam stratifikasi sosial atau pelapisan sosial masyarakat.

Dengan nkata lain, pembedaan ras, suku bangsa, agama dalam masyarakat Indonesia bukan merupakan bentuk pelapisan sosila, tetapi merupakan pembagian sosial yang mempunyai kedudukan atau derajat yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Kun Maryati & Juju Suryawati, S.Pd., Sosiologi jilid 1 untuk SMU kelas 2, Esis, Jakarta, 2001.

Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi jilid 1 untuk SMU, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.

Drs. Lukman Hakim & Dra. E.J. Ningsih, Sosiologi untuk SMU kelas 2, PT. Grafindo Media Pratama, Jakarta, 1997.

Mohamad Anwar, Pegangan Sosiologi untuk kelas 2 SMU, Armico, Bandung, 1999.

Drs. Nursal Luth & Drs. Daniel Fernandez, Sosiologi dan Antropologi jilid 1, PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta, 1989.

Drs. Nursal Luth, Kamus Sosiologi dan Antropologi, PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta, 1992.


Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: