Custom Search

Senin, 14 Maret 2011

Lunturnya Krama Inggil di desa Jatimalang

A. Latar Belakang
Masyarakat desa jatimalang kurang dalam menggunakan bahasa Jawa krama inggil. Kurangnya pendidikan sejak dini, umumnya pendidikan yang diberikan rata-rata bahasa Indonesia kepada buah hati mereka. Saya kurang mengetahui kenapa bahasa Indonesia diberikan kepada mereka entah karena gengsi atau mengikuti majunya zaman. Mengapa para orangtua tidak sedikitpun menghiraukan hal tersebut, bagaimanapun bahasa Jawa krama inggil harus dilestarikan, agar anak didiknya paham dengan bahasa Jawa karena krama inggil harus dididik sejak usia dini.

Kurangnya penguasaan bahasa pada masyarakat desa Jatimalang dalam bahasa Jawa karma inggil harus diantisipasi dari sekarang. Seharusnya dimulai sekarang penguasaan bahasa krama inggil diberikan kepada mereka, karena jika tidak maka lama kelamaan bahasa krama inggil akan hilang dengan sendirinya. Jangan sampai disepelekan masalah bahasa tersebut karena bahasa tersebut bagian dari desa Jatimalang atau dari pulau Jawa. Karena kita tinggal di ulau Jawa maka seharusnya kita melestarikan bahasa krama inggil bukan malah sebaliknya. Begitu pentingnya bahasa krama inggil untuk kita karena kita tahu adapt istiadat pulau Jawa, tetapi malah banyak orang-orang untuk cara berkomunikasi terhadap satu sama lain dengan bahasa Indonesia.


Bahasa Jawa krama inggil yang digunakan oleh masyarakat desa Jatimalang kurang tepat, jelas dan padat. Banyak orang yang tidak paham denga bahasa tersebut entah mengapa bias jadi begitu padahal masyarakat desa Jatimalang rata-rata hidup di adat Jawa. Hal semacam itu seharusnya sudah wajar dengan bahasa krama inggil di desa Jatimalang namun entah mengapa di zaman ini bahasa krama inggil perlahan menghilang dan mulai muncul bahasa Indonesia tersebut. Bukannya menganggap buruk Bahasa Indonesia, tetapi kita harus mengimbangiya dengan bahasa krama inggil agar bahasa krama ingil tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Padahal masyarakat desa Jatimalang dulu tidak mengenal bahasa Indonesia (tidak pernah berbicara menggunakan bahasa Indonesia, namun sejak perubahan zaman semua telah berubah begitu saja.

Alasan masyarakat desa Jatimalang jarang menggunakan bahasa Jawa krama inggil dikaenakan tidak dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi tidak semua masyarakat Jatimalang menggunakan bahasa Indonesia , ada segelintir orang yang berbicara (menggunakan) bahasa krama inggil bahkan menggunakan krama halus tetapi hanya para orangtua saja yang meggunakan bahasa tersebut. Anak muda sekarang yang saya jumpai di kehidupan sehari-hari pun juga jarang menggunakan bahasa krama inggil, saya sendiri heran kenapa aak-anak muda terseut tidak berpikiran secara luas. Padahal bahasa tersebut sangat penting, bahkan anak-aak yang masih berumur 3 tahun saja cara berbicaranya menggunakan bahasa Indonesia. Apa mungkin di tahun yang akan datang masyarakat pulau Jawa termasuk desa Jatimalang cara berbicaranya atau cara berkomunikasinya berubah menggunakan bahasa Indonesia ?

Masyarakat desa Jatimalang lebih cenderung menggunakan bahasa persatuan bahasa Indonesia. Apa penyebabnya masyarakat desa Jatimalang malah cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Mungkin bahasa Indonesia simple dan mudah dipahami banyak orang, kalau saya sendiri dalam mengimbangi lawan bicara saya,kalau dia menggunakan bahasa Indonesia saya juga akan menggunakannya dan kalau dia menggunakan bahasa krama inggil saya tentu juga akan menggunakannya. Karena apa, karena agar lawan bicara saya memahami jika diajak berbicara. Semoga saja kedepannya bahasa krama inggil tidak musnah dan saya berharap besar hal tersebut tidak terjadi.

Bahasa Indonesia lebih jelas, singkat dan dapat dimengerti oleh masyarakat desa Jatimalang, saya tidak menyalahkan pendapat ini karena saya sendiri menjumpai atau bahkan saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Karena sekarang desa Jatimalang rata-rata suah menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, tetapi tidak semua orang memakai bahasa tersebut. Hanya orang-orag yang paham dan pandai yang memakai bahasa Indonesia tetapi banyak orang juga yang berbicara campur-campur (kadang memakai bahasa Indonesia, kadang memakai bahasa krama inggil).

Dalam kehidupan sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sering digunakan oleh masyarakat desa Jatimalang adalah bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa ngoko. Karena masyarakat desa Jatimalang banyak orang-orang tua yang sering menggunakan bahasa ngoko. Tidak menutup kemungkinan bahasa krama inggil aka hilang karena orang yang menggunakan bahasa Indonesia lama kelamaan akan beralih menggunakan bahasa ngoko atau bahasa krama inggil, disebabkan karena pergaulan sehari-hari dengan orang yang menggunakan bahasa ngoko atau bahasa krama inggil. Saya mengarahkan pada masyrakat desa Jatimalang yang khususnya memakai bahasa krama inggil atau ngoko untuk alat berkomunikasi terhadap orang yang memakai bahasa Indonesia agar orang yang memakai bahasa Indonesia dapat mengerti arti dari bahasa krama inggil atau ngoko, sehingga lama kelamaan masyarakat desa Jatimalang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa krama inggil atau ngoko.

Anak-anak usia dini dalam keluarga yang mampu anak sering dilatih dengan bahasa Indonesia sedangkan keluarga yang kurang mampu dilatih dengan bahasa sehari-hari (bahasa campur aduk). Tetapi rata-rata masyarakat desa Jatimalang berkeluarga kurang mampu jadi banyak anak-anak usia dini menggunakan bahasa krama inggil, kadang-kadang anak-anak tersebut juga menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Apa mungkin mereka terpegaruh oleh teman-teman mereka yang sering menggunakan bahasa Indonesia.

Anak-anak usia dini yang menggunakan bahasa Indonesia kurang memahami dalam bahasa Jawa krama inggil. Karena terpegaruh kehidupan zaman yang menuju westernisasi atau tata cara kehidupan mereka mudah terpengaruh oleh modernisasi, sehingga bukan tidak mungkin mereka melupakan kebudayaan dan tata cara berbahasa krama inggil, pengaruh media massa seperti televisi, internet, dan juga majalah. Atau mereka merasa gengsi bila berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa krama inggil, takut apabila mereka disebut denga anak ketinggalan zaman.

Bahasa Jawa krama inggil mulai luntur di kalangan remaja dewasa sekarang ini. Disebabkan oleh pergaulan yang sedang berkembang di tahun ini, tetapi di kalangan orangtua masih banyak yang menggunakan bahasa krama inggil, seharusnya bahasa krama inggil diterapkan juga pada kalangan remaja juga anak-anak, agar bahasa kta lestari dan tidak mudah pudar. Banyak juga dikalangan remaja yang menggunakan bahasa krama inggil itupun yang mengerti sopan santun dan adat istiadat.

Banyak dikalangan remaja yang senang menggunakan bahasa gaul/bahasa yang tidak baku. Dengan adanya perkembangan zaman sekarang ini seseorang melupakan jati dirinya. Disebabkan perubahan zaman dan lingkungan sekitar. Mungkin seseorang tidak begitu menghiraukan karena akan dianggap sebagai orang yang primitive dan lebih baik menggunakan bahasa gaul. Misal, halo pren, gy apah?,okey mamen, dll. Dengan adanya bahasa tersebut mempengaruhilah masyarakat lainnya baik dikalangan anak kecil, remaja maupun orangtua.

Dengan lunturnya bahasa krama inggil tersebut sehingga mempengaruhi semua kalangan mulai dari kalangan anak kecil, remaja maupun orangtua. Banyak sekali orang yang memahami bahasa Jawa ngoko karena mudah dimengerti, sebenarnya bahasa Jawa ngoko tersebut bahasa yang kurang menghargai orang lain. Banyak sekali bahasa Jawa ngoko yang diucapkan oleh masyarakat karena telah dianggap bahasa tersebut bahasa sehari-hari. Bahasa yang kurang halus dan kurang sopan, tetapi semua orang sudah mengetahui karena bahasa itu mudah dipahami.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: