Custom Search

Jumat, 22 April 2011

Tenaga endogen

Tenaga endogen yaitu tenaga yang dapat mengubah bentuk muka bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen dibagi menjadi 3, yaitu seisme (gempa bumi), tektonisme, dan vulkanisme.
1. Seisme/gempa
Seisme yaitu getaran pada kulit bumi (yang biasa disebut gempa) yang terjadi karena tumpukan energi di daerah penunjaman begitu besar sehingga dapat menggoyangkan/menggetarkan kulit bumi. Pusat gempa yang berada di dasar bumi disebut episentrum dan pusat gempa yang berada di atas episentrum (di permukaan bumi) disebut hiposentrum.


2. Vulkanisme
Vulkanisme yaitu semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma. Vulkanisme terjadi karena adanya kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung berapi. Magma yaitu campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Aktivitas magma menyusup dari lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Bumi kita berbentuk bulat. Makin ke dalam tekanan dan suhu makin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi berbentuk cair. Suhu tinggi ini yang mempertahankan cairan akan terus berbentuk cair hingga jutaan tahun. Ketika ada lubang keluar, cairan ini keluar berbentuk lava cair. Ketika lava mencapai permukaan Bumi, suhu menjadi lebih dingin (dari ribuan derajat menjadi hanya sekitar 30 derajat). Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan beku.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk, yaitu:
1. Batolit yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill yaitu lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang yaitu batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa yaitu semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema yaitu batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
Jika aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Jadi ekstrusi magma yaitu proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
a. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
b. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
c. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
3. Tektonisme
Tektonisme yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi serta pada batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa. Gerak orogenesa yaitu gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerak orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
Gerak epirogenesa yaitu kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan meliputi areal yang sangat luas. Gerakan ini juga mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi. Gerak ini debagi menjadi dua:
a. Epirogenesa positif yaitu apabila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku) terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor.
b. Epirogenesa negatif yaitu apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.
Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) yaitu teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: