Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Formulasi Kebijakan Publik

Pada dasarnya proses agenda setting diawali dengan adanya suatu masalah yang dapat meresahkan masyarakat luas sehingga membutuhkan penyelesaian segera dari pemerintah. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses agenda setting antara lain :
1. Faktor Politik
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Administratif
4. Faktor Teknologi
5. Faktor Sosial Budaya
6. Faktor Hankam

Agenda setting yaitu suatu tahap sebelum perumusan kebijakan dilakukan, kemudian bagaimana isu-isu muncul pada agenda pemerintah yang perlu ditindak lanjuti melalui tindakan-tindakan pemerintah. Pada dasarnya tidak semua masalah yang ada di masyarakat masuk ke dalam agenda setting, masalah yang masuk kedalam agenda setting yaitu masalah yang menuntut untuk mendapatkan penyelesaian segera meskipun semua masalah membutuhkan penyelesaian akan tetapi tingkat penyelesaiannya yang berbeda.
Faktor hankam mempunyai pengaruh yang besar dalam agenda kebijakan karena fungsi hankam itu sendiri menjaga keutuhan wilayah RI, memulihkan stabilitas internal khususnya penegakan law and order, mempercepat pemulihan ekonomi, menyelesaikan dan mencegah konflik-konflik komunal, membangun dan mengkonsolidasikan demokrasi, menciptakan stabilitas dan keamanan regional, mengelola hubungan setara dan berkeuntungan timbal balik dengan anggota masyarakat internasional lainnya.

Oleh karena itu agar fungsi hankam dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan penyelesaian dan penanganan masalah-masalah hankam yang terjadi belakangan ini seperti terorisme. Dalam kurun waktu 3-4 tahun terjadi serangan bom teroris dalam skala besar. Terorisme yang berkembang di Indonesia mempunyai akar kuat di dalam negeri Indonesia baik karena sejarah, ideologi-politik, lemahnya penegakkan hukum, dan tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan ekonomi dan politik. Keberhasilan jaringan terorisme internasional masuk ke Indonesia lebih banyak ditentukan oleh masalah-masalah domestik di atas.
Faktor lain yaitu krisis ekonomi dan politik yang memberikan ruang bagi kelompok teroris untuk memberikan jalan alternatif dan mengeksploitasi ketidakpuasan masyarakat terhadap negara. Selain itu, ketidakmampuan negara untuk melakukan kontrol terhadap beberapa aspek yang dengan mudah bisa dimanfaatkan oleh jaringan terorisme, misalnya pengawasan terhadap arus manusia, wilayah maritim dan udara yang sangat terbuka dan tidak kalah penting yaitu korupnya birokrasi dan aparat keamanan yang memudahkan jaringan teroris untuk menembus institusi-institusi dan perangkat-perangkat keamanan negara dan masyarakat.
Masalah terorisme dalam bidang hankam tersebut dapat masuk dalam agenda setting karena masalah terorisme menimbulkan ancaman terhadap keseimbangan kelompok yang ada dalam suatu negara dan membawa konsekuensi yang besar bagi masyarakat seperti rusaknya bangunan-bangunan suatu negara yang disebabkan adanya terorisme yang melakukan pengeboman di berbagai daerah. Selanjutnya masalah-masalah terorisme tersebut menarik perhatian publik karena diliput oleh media massa sehingga dapat mempengaruhi opini pada masyarakat dan mendapatkan penanganan dari pemerintah yang kemudian dicari pemecahannya dalam agenda setting dimana setiap aktor kebijakan akan menentukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut karena masalah teroris apabila tidak masuk dalam agenda setting dan dibahas oleh para pembuat kebijakan maka masalah ini akan menimbulkan permasalahan baru yang akan mengancam kondisi pertahanan dan keamanan sebuah negara terutama negara Indonesia.
Faktor hankam juga berpengaruh pada formulasi kebijakan karena faktor hankam sifatnya menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan setiap negara sehingga masalah-masalah yang terjadi dalam bidang hankam membutuhkan penyelesaian segera termasuk perumusan kebijakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut bidang hankam sehingga kebijakan yang dirumuskan oleh para pembuat kebijakan harus yaitu penanganan dari permasalahan yang ada dan kebijakan yang dirumuskan oleh para pembuat kebijakan tidak menimbulkan gangguan terhadap stabilitas pertahanan dan keamanan suatu negara.

Contoh agenda institusional yang dikaitkan dengan faktor hankam yaitu :
Agenda institusional (agenda pemerintah) yaitu serangkaian masalah yang secara eksplisit memerlukan pertimbangan yang aktif dan serius dari pembuat kebijakan yang sah, agenda institusional bersifat insidental. Contoh agenda institusional yaitu masalah terorisme dimana aksi terror yang seringkali terjadi di dalam masyarakat sangat menimbulkan keresahan bagi masyarakat sehingga menuntut untuk segera diselesaikan. Masalah terorisme telah masuk dalam kejahatan lintas negara dengan skala yang luas dan intensitas yang tinggi.
Masalah terorisme termasuk dalam agenda institusional atau agenda pemerintah karena masalah tersebut terjadi di masyarakat dalam waktu yang tidak terduga sehingga membutuhkan perhatian yang serius dari pembuat kebijakan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan yang menyangkut terorisme yang sifatnya insidental. Kemudian kaitan antara terorisme sebagai masalah dalam agenda institusional dengan hankam yaitu bidang kajian hankam yaitu menciptakan dan menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan negara sedangkan masalah yang menyangkut terorisme sangat mengancam stabilitas pertahanan dan keamanan nasional maupun internasional, seperti rusaknya bangunaan-bangunan yang ada di suatu negara dan banyaknya korban yang diakibatkan dari aksi terror tersebut sehingga masalah terorisme yaitu masalah serius yang mendapatkan perhatian dari para pembuat kebijakan untuk segera menyelesaikan masalah terorisme dengan membuat kebijakan yang dapat mencegah maupun menyelesaikan aksi terorisme, kemudian penanganan terorisme harus melibatkan banyak orang dan tidak hanya dari institusi kepolisian saja tetapi melibatkan pasukan keamanan negara (TNI) yang sekarang sudah terlibat untuk ikut menangani baik dalam aspek pencegahan maupun penanggulangannya.
Untuk itu penanganan terorisme sangat penting dan perlu dipecahkan permasalahanya dengan melibatkan semua stokeholder yang berkepentingan meliputi organisasi, institusi, dan masyarakat luas sehingga masalah terorisme dapat teratasi dan tidak menyebabkan gangguan stabilitas pertahanan dan keamanan nasional.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari hasil diskusi dan presentasi yaitu :
1. Apakah masalah terorisme termasuk agenda sistemik ? seharusnya masalah teroris termasuk dalam agenda institusional, Jelaskan !
Menurut kelompok kami, masalah teroris termasuk dalam agenda institusional karena memuat isu-isu yang secara tegas membutuhkan perimbangan yang serius dari pemerintah dan bersifat insidental. Hal ini terlihat dimana masalah teroris bukan yaitu masalah yang rutin terjadi di Indonesia tetapi lebih pada masalah insidental yaitu terjadinya tiba-tiba seperti adanya insiden pengeboman yang terjadi dan membawa dampak yang sistemik bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat yang awalnya dapat menikmati situasi yang tenang tiba-tiba di guncang dengan adanya insiden pengeboman yang dilakukan oleh teroris sehingga banyak gedung-gedung yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Kejadian ini tentu membawa dampak bagi masyarakat yaitu trauma masyarakat yang mendalam sehingga menyebabkan adanya rasa takut untuk mengunjungi sebuah tempat tertentu.
2. Berdasarkan sifat dari isu terorisme itu muncul terorisme yang dimunculkan dari teroris itu sendiri misalnya dengan bom, tetapi terorisme yang dimunculkan oleh pemerintah yaitu polisi yang menggrebek sebuah rumah dan bilang bahwa polisi telah menangkap teroris. Bagaimana tanggapan dari kelompok 6 dilihat dari isu tersebut muncul ?
Menurut kelompok kami, pada dasarnya terorisme yang benar-benar teroris yaitu teroris yang memberikan ancaman yang mengganggu ketenangan dan akan mengakibatkan banyak orang merasa terganggu terhadap insiden terror yang ada, kemudian dapat menyebabkan kematian seseorang juga, misalnya Amerika yang menyerang Afganishtan dengan tuduhan Afganishtan yang memelopori penyerangan gedung WTC. Akan tetapi tuduhan tersebut tidak terbukti bahwa Afganishtan sebagai otak penyerangan dari tragedi WTC yang mengakibatkan banyak warga Afganishtan yang tidak ikut campur ikut terbunuh. Hal tersebut yaitu teroris yang dalam artian benar-benar teroris. Sedangkan terorisme yang berkembang di Indonesia yaitu konspirasi buatan dari isu polri itu sendiriyang mencari jalan pintas agar seolah-olah bisa mengungkap pelaku terorisme. Disamping itu, adanya konspirasi dari negara Barat yang berupaya mengadu domba Indonesia dengan isu terorisme padahal secara tidak langsung mereka ingin memecah belah negara Indonesia, misal kasus lepasnya Timor Timur yang berawal dari kerusuhan massal yang telah dikonspirasi oleh kelompok tertentu (dari negara barat) yang sengaja menginginkan Timor timur masuk dalam wilayah Indonesia.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: