Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Pengaruh Faktor Politik Terhadap Agenda Setting

1. Bagaimana faktor politik berpengaruh dalam proses agenda setting secara khusus dan formulasi kebijakan secara umum.
Jawab :
Faktor politik berpengaruh secara umum dan khusus dalam agenda setting dan formulasi kebijakan karena :
Dalam formulasi kebijakan, terdapat aktor-aktor politik yang ikut andil dalam permusan klebijakan. Selain melibatkan aktor politik yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda, dalam proses kebijakan juga terjadi proses politik seperti kompromi, negosiasi, bergaining dsb.
Agenda setting bermula dari masalah publik yang tidak semua masalah publik menjadi masalah kebijakan dan tidak semua masalah kebijakan masuk ke dalam agenda setting. Masalah-masalah kebijakan yang ada harus berkompetisi antara satu dengan yang lain dan akhirnya hanya masalah-masalah tertentu saja yang akan masuk dalam agenda setting. Dalam agenda setting , menurut Mark Rushefky, isu atau permasalahan yang ada perlu melewati 3 konjungsi yang antara lain : Pertama, pengidentifikasian, yaitu tahap pengidentifikasian masalah yang didiskusikan sebelumnya.


Kedua, Menitikberatkan pada kebijakan atau pemecahan masalah yang biasannya terdiri dari para spesialis dibidang kebijakan, seperti misalnya para birokrat, staff legislatif, akademisi, para ahli dalam kelompok-kelompok kepentingan, dan proposal yang dibawa oleh komunitas-komunitas tersebut. Ketiga, merupakan urutan politik, pada tahap ini biasanya disusun dari perubahan-perubahan dalam opini publik, hasil pemilihan umum, perubahan dalam administrasi dan pergantian partisipan atau ideology dalam lembaga legislatif. Melihat dari tahap tersebut sudah dapat diketahui bahwa faktor politik dapat atau memiliki pengaruh terhadap masuknya isu atau permasalahan kebijakan ke dalam agenda setting.
Aktor-aktor politik memiliki peranan utama dalam politik dan pemerintahan untuk menyusun agenda setting. Aktor-aktor politik ini memiliki kepentingan, yang tujuan dari kepentingan tersebut dapat dimasukan ke dalam agenda setting. Dalam perjalanannya, proses politik sangat kentara dan selalu muncul dilakukan. Karena dalam perumusan suatu kebijakan diperlukan dukungan dari aktor kebijakan (policy actor) baik aktor-aktor dari pemerintah maupun dari kalangan bukan pemerintah (pengusaha, LSM, asosiasi profesi, media massa, dll). Sebagai contoh, media massa sebagai pihak aktor politik yang bukan pemerintah memiliki peran dalam mendesakkan masalah publik agar masuk ke dalam agenda pemerintah. Selain itu juga sebagai kontrol bagi pemerintah dan sarana mediator dalam menyelesaikan suatu masalah. Salah satunya dengan menyampaikan informasi secara benar, sehingga apa yang disampaikan media massa bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, juga melakukan kritik sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, mensosialisasikan informasi yang membangun hingga melakukan edukasi, pendidikan yang baik bagi masyarakat.

2. Berikan contoh agenda sistemik dan dikaitkan dengan faktor politik !
Jawab :
Roger W. Cobb dan Charles D. Elder (dalam Winarno, 2008) mengidentifikasikan dua macam agenda pokok yaitu:
1. Agenda Sistemik
Maksudnya ialah agenda yang terdiri dari semua isu yang menurut pandangan anggota-anggota masyarakat politik pantas mendapat perhatian publik dan mencakup masalah-masalah yang berada dalam yuridiksi wewenang pemerintah yang secara sah. Agenda ini terdapat dalam setiap sistem politik ditingkat nasional dan daerah.
2. Agenda Lembaga (pemerintah)
Terdiri dari masalah-masalah yang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pejabat pemerintah. Agenda lembaga merupakan agenda tindakan yang mempunyai sifat lebih khusus dan lebih konkret bila dibandingkan dengan agenda sistemik.
Pada dasarnya agenda sistemik merupakan agenda pembahasan, dimana suatu masalah hanya ada bila diajukan kepada lembaga pemerintah dengan suatu kewenangan untuk mengambil tindakan yang pantas.
Salah satu contoh agenda sistemik pemerintah adalah tingginya angka kriminalitas dijalan. Hal ini dikarenakan tingkat kriminalitas menjadi hal yang rutin terjadi dijalan-jalan. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah dihadapkan pada tindakan yang lebih konkret dan khusus (masuk dalam agenda lembaga) yaitu, bisa dengan cara menambahkan porsonil polisi dilapangan.
Kriminalitas dijalan meliputi antara lain:
1. Demonstrasi yang berakibat anarkis
2. Pelecehan seksual didijalan/tempat umum
3. Pencurian/Perampokan
4. Maraknya premanisme ditempat umum. Dll
Selain contoh kriminalitas tersebut, contoh yang lain adalah permasalahan yang muncul dalam PILKADA.
Misalnya :
1. Adanya data pemilih ganda atau pemilih yang sudah meninggal tetapi masih memiliki hak pilih.
2. Adanya kampanye terselubung yang dilakukan oleh salah satu calon kepala daerah.
3. Dan lain sebagainya.
 Dari contoh sistemik diatas tingkatnya kriminalitas dijalan (khusunya demonstrasi yang berakhir anarkis) dan permasalahan yang muncul dalam PILKADA adakah pengaruhnya bila dikaitkan dengan faktor politik?
Masalah atau isu-isu yang dijelaskan diatas ada pengaruh dari faktor politik, karena contoh agenda sistemik demonstrasi yang berakibat anarkis tersebut mungkin saja bisa dilatarbelakangi adanya kondisi politik yang tidak kondusif. Misalkan saja demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, mahasiswa sebagai aktor politik memiliki kepentingan politik yang ingin didengar oleh pihak pemerintah. Sedangkan permasalahan yang muncul dalam pemilu PILKADA masuk ke dalam agenda sistemik selama permasalahan tersebut hanya sebatas isu yang belum mendapatkan perhatian pemerintah untuk menyelesaikannya. Apabila melihat contoh isu dari permasalahan pemilu PILKADA yang ada, seperti adanya pemilih ganda, hal tersebut dimungkinkan adanya faktor kesengajaan dari pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memenangkan salah satu calon. Dari hal tersebut nampak bahwa ada aktor politik yang memiliki kepentingan untuk memenangkan pemilihan PILKADA.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: