Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Jurnal Praktikum Larutan

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Larutan dapat dibedakan menjadi tiga golongan, adalah bersifat asam,basa dan netral. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu dan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Basa terdapat pada deterjen,obat-obatan dan pasta gigi. Dan asam terdapat pada makanan,minuman kaleng dan buah-buahan.
Istilah asam(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Dan juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.
Kini telah tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan, adalah dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Salah satu indikator adalah kertas lakmus dan indikator unuversal.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sifat larutan yang ditentukan dengan kertas lakmus?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
Menentukan sifat beberapa larutan dengan kertas lakmus.
D. Manfaat Penelitian
Praktikum ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi pelajar, siswa dapat mengetahui sifat larutam menggunakan kertas lakmus.
2. Bagi guru, dapat menjadikan laporan ini sebagai acuan dalam pembelajaran.
3. Bagi tenaga penyuluh, praktikum ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan siswa.
4. Bagi peneliti, praktikum ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.
Bab II
Landasan Teori
Asam
) zat tersebut Kekuatan suatu zat ditentukan oleh derajat ionisasi ( yang dapat dinyatakan dengan tetapan kesetimbangan asam (Ka). Harga kesetimbangan asam merupakan ukuran kekuatan asam, adalah bila asam makin kuat maka harga Ka makin besar, sedangkan bila asam makin lemah maka harga Ka makin kecil.
Basa
Kekuatan suatu zat ) zat tersebut yang dapat dinyatakan ditentukan oleh derajat ionisasi ( dengan tetapan kesetimbangan basa (Kb). Harga kesetimbangan basa merupakan ukuran kekuatan basa, adalah bila basa makin kuat maka harga Kb makin besar, sedangkan bila basa makin lemah maka harga Kb makin kecil.
Asam-Basa menurut Arrhenius
Pada tahun1884,Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah Nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya.
Asam: senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa : senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Asam-Basa menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923,seorang ahli dari Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekeja sendiri-sendiri, tetapi dalamwaktu yang bersamaan mengembangkan konsep asam-basa berdasarkan serah terima proton H+. Konsep asam-basa berdasarkan serah terima proton ini dikenal dengan konsep asam-basa Bronsted-Lowry.
Asam: spesi yang memberikan proton
Basa : spesi yang menerima proton
LAKMUS
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:
Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada kesetimbangan ini.
Penambahan ion hidroksida:
Penambahan ion hidrogen:
Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:
Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan, konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat merupakan pencampuran dari keduanya.
Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata "netral" adalah bahwa tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 - hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk indikator yang lain.
Indikator
Sifat asam atau basa pada suatu larutan, dapat diketahui dengan suatu petunjuk atau indikator. Pada umumnya, indikator adalah asam atau basa organik lemah yang warnanya dapat berubah pada kondisi pH tertentu. Lakmus merupakan salah satu zat dari ribuan zat yang digunakan sebagai indikator. Jika lakmus merah menjadi biru berarti larutan tersebut bersifat basa sebaliknya, jika lakmus biru menjadi merah berarti larutan tersebut bersifat asam. Berikut beberapa contoh indikator yang biasa digunakan dalam penentuan sifat larutan.
No Indikator Trayek pH Warna (Asam) Warna (Basa)
1 Timol Biru 1,8-2,8 Merah Kuning
2 Metil jingga 3,1-4,4 Merah Kuning
3 Metil merah 4,2-6,2 Merah Kuning
4 Lakmus 4,5-8,3 Merah Biru
5 Brom kesol hijau 3,8-5,4 Kuning Biru
6 Brom kesol ungu 5,2-6,8 Kuning Ungu
7 Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning Biru
8 Fenulftalein 8,3-9,6 Tidak berwarna Merah
9 Alzarin kuning 10,1-12,0 Kuning Merah
Bab III
PRAKTIKUM
Tujuan praktikum:
1. Menentukan sifat beberapa larutan dengan kertas lakmus.
2. Untuk melatih keterampilan melakukan pengukuran kertas lakmus untuk mengetahui sifat dari larutan tersebut.
3. Agar mengenal peralatan laboratorium secara nyata.
Alat:
1. Pelat tetes
2. Pipet tetes
3. Kertas lakmus merah dan biru
Bahan:
1. Air sumur
2. Air kapur
3. Larutan cuka
4. Air jeruk nipis
5. Air sabun
6. Alkohol
7. Air gula
8. Larutan NaCl
9. Obat tetes mata
10. Amoxicillin
11. Air teh
12. Air kopi
13. Air susu
14. Air sirih
Unjuk Kerja:
1. Siapkan alat-alat dan bahan-bahannya.
2. Gunting masing-masing sehelai kertas lakmus merah dan biru sepanjang 1 cm.
Prosedur penentuan sifat larutan air sumur:
1. Mencuci alat-alat praktikum dengan cara mengalirkan air bersih pada alat-alat praktikum.
2. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
3. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air sumur.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
5. Catat pengamatan Anda.
6. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat larutan air kapur:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air kapur.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.

Prosedur penentuan sifat larutan cuka:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan Larutan cuka.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air jeruk nipis:
1.Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air jeruk nipis.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.

Prosedur penentuan sifat air sabun:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air sabun.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat larutan alkohol:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan alkohol.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air gula:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air gula.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat larutan NaCl:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan larutan NaCl.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat obat tetes mata:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan obat tetes mata.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat larutan Amoxcillin:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan Amoxicillin.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air teh:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air teh.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air kopi:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2.Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air kopi.
3.Amati perubahan warna yang terjadi.
4.Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air susu:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air susu.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda
5. Perkirakan pH larutan.
Prosedur penentuan sifat air sirih:
1. Sediakan kertas lakmus dan guntinglah kertas lakmus merah dan biru.
2. Letakkan masing-masing kertas lakmus kedalam satu lekukan pelat tetes, lalu teteskan air sirih.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Catat pengamatan Anda.
5. Perkirakan pH larutan.


BAB IV
Hasil Pengamatan
Larutan Perubahan warna Sifat Larutan
Lakmus Merah Lakmus Biru Asam Basa netral
Air Sumur Merah Biru
Air Kapur Biru Biru
Larutan Cuka Merah Merah
Air Jeruk Merah Merah
Air Sabun Biru Biru
Alkohol Merah Merah
Air Gula Merah Merah
Larutan NaCl Merah Merah
Obat Tetes Mata Merah Merah
Larutan Amoxicillin Merah Merah
Air Teh Merah Merah
Air Kopi Merah Merah
Air susu Merah Merah
Air Sirih Merah Merah


BAB V
Pembahasan
kertas lakmus ada 2 adalah, kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Dari kedua kertas lakmus ini dapat menentukan sifat larutan dari bahan makanan yang kita teliti. Sifat larutan dari bahan yang kita teliti adalah bersifat asam, basa, dan netral.
Larutan tersebut akan bersifat, antara lain :
Bersifat asam, apabila kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah. Sedangkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
Bersifat basa, apabila kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
Bersifat netral, apabila kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Dan kertas lakmus merah berubah warna biru, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Dari hasil pengamatan kami, membuktikan bahwa :
Bersifat asam,
Larutan cuka
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air jeruk
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Alkohol
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air gula
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Larutan NaCl
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Obat tetes mata
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Larutan amoxicillin
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air teh
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air kopi
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air susu
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Air sirih
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah.
Bersifat basa,
Air sabun
Kertas lakmus biru tetap berwarna biru, sedangkan kertas lakmus merah berubah warna biru.
Air kapur
Kertas lakmus biru tetap berwarna biru, sedangkan kertas lakmus merah berubah warna biru.
Bersifat netral,
Air sumur
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna biru.
BAB VII
Penutup
01. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Suatu larutan akan bersifat asam, bila kertas lakmus merah tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah.
b. Suatu larutan akan bersifat basa, bila kertas lakmus merah tetap berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
c. Suatu larutan akan bersifat netral, bila :
Kertas lakmus merah serta kertas lakmus biru tetap berwarna asalnya (tidak berubah).
Kertas lakmus merah berubah warna biru dan kertas lakmus biru berubah warna merah.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: