Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Jurnal Praktikum Basa

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Basa secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih besar dari 7. Dalam definisi modern, basa adalah suatu zat yang dapat menerima elektron (ion OH-) kepada zat lain (yang disebut asam), atau dapat menerima pasangan proton bebas dari suatu asam. Suatu basa bereaksi dengan suatu asam dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion H+ ?
2. bagaimana pengaruh konsentrasi ion H+ terhadap pH larutan ?
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
Praktikum ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi pelajar, siswa dapat mengetahui sifat larutam menggunakan kertas lakmus.
2. Bagi guru, dapat menjadikan laporan ini sebagai acuan dalam pembelajaran.
3. Bagi tenaga penyuluh, praktikum ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan siswa.
4. Bagi peneliti, praktikum ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan


BAB II
LANDASAN TEORI
Basa Arrhenius merupakan hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengion sebagai berikut.
M(OH)x(aq) Mx+(aq) + xOH-(aq)
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Meskipun tidak mempunyai gugus hidroksida, larutan amoniak (NH3) ternyata bersifat basa. Hal itu terjadi karena NH3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis) membentuk ion OH- sebagai berikut.
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
Untuk menun jukkan sifat basanya, larutan NH3 sering ditulis sebagai NH4OH.
Kekuatan suatu zat ditentukan oleh derajat ionisasi (?) zat tersebut yang dapat dinyatakan dengan ketetapan kesetimbangan basa (Kb). Harga kesetimbangan basa merupakan ukuran kekuatan basa, adalah bila basa makin kuat, maka harga Kb makin besar, sedangkan bila basa makin lemah maka harga Kb makin kecil.
Teori asam-basa BrĂ˜nsted - Lowry, basa adalah zat yang mampu menerima proton [H+] (akseptor proton).


BAB III
PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum:
Mengamati konsentrasi ion OH- larutan basa dengan pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion OH- tersebut.
Alat Praktikum:
Tabung reksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas kimia 100ml
Silinder 50ml
Bahan Praktikum:
Larutan NaOH
Larutan NH3
Akuades
Kertas indikator universal
Unjuk Kerja:
1. Sediakan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Sediakan alat
3. Sediakan larutan NaOH 0,1 M
4. Sediakan air aquades.
5. Sediakan kertas indikator universal.
Prosedur kerja:
Prosedur Pengenceran larutan NaOH 0,1 M
1. Ambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Isi tabung reaksi pertama dengan 10 mL larutan NaOH 0,1 M.
3. Kemudian ambil 5 mL larutan NaOH 0,1 M dari tabung pertama.
4. Masukkan ke dalam tabung reaksi kedua dengan 5 mL larutan 0,1 M tersebut ke dalam tabung reaksi kedua
5. Tambahkan air hingga volume menjadi 50 mL, sehingga diperoleh larutan NaOH 0,01 M
6. Tentukan pH tiap larutan dengan menggunakan indikator universal
7. Catat hasilnya.
Prosedur Pengenceran larutan NaOH 0.01 M
1. Ambil 5 mL larutan NaOH 0,01 M dari tabung reaksi kedua
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi kedua dengan 5 mL larutan NaOH 0,01 M tersebut ke dalam tabung reaksi ketiga
3. Tambahkan air hingga volume menjadi 50 mL, sehingga diperoleh larutan NaOH 0,001 M
4. Tentukan pH tiap larutan dengan menggunakan indikator universal
5. Catat hasilnya


BAB II
LANDASAN TEORI
Reaksi Penetralan asam-Basa dapat digunakan untuk menentukan Kadar(Konsentrasi) berbagai jenis larutan, Khususnya yang terkait dengan reaksi asam-basa. Kadar larutan aam ditentukan dengan mengunakan larutan basa yang telah diketahui Kadarnya. Demikian pula sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan dengan mengguakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Proses penentuan kadar larutan dengan caraini disebut titrasi asam-basa.
Totrasi adalah suatu metode analisis kuantitatif dengan tujuan menentukan konsentrasi asam atau basa yang diketahui volumenya dengan menambahkan larutan baku basa atau asam yangsudah diketahui konsentrasinya dan volumenya sampai campuran menjadi netral. Dicirikan oleh warna indikator fenolftalein menjadi warna merah muda.
Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsesntrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekivalen maka pH-nya 7 (netral).

BAB III
PRAKTIKUM
Tujuan :
Mengetahui konsentrasi larutan asam yang belum diketahui, dengan cara menambahkan larutan basa.
Alat :
1. Buret dan statif
2. Labu erlenmeyer
3. Pipet volumetric
4. Gelas kimia
5. Corong
6. Labu reaksi
7. Pipet tetes
Bahan :
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan HCL 1 M
3. Cuka (CH3COOH)
4. Air (H2O)
5. Indikator Fenolflatein (PP)
Cara kerja :
1. Siapkan alat serta bahan bahannya.
2. Rancanglah alat titrasi seperti Buret, statif, klem, sehingga tercipta alat yang siap untuk digunakan.
3. Siapkan NaOH 0,1 M secukupnya.
4. Sediakan larutan HCl 1 M sebanyak 20 mL.
5. Siapkan larutan Cuka Sampel (CH3COOH).
6. Siapkan Indikator (pp) seperlunya.
Prosedur Titrasi HCl :
1. Cuci buret dengan cara mengalirkan air bersih pada buret.
2. Masukan larutan NaOH ke dalam buret dengan corong.
3. Ukur larutan HCl dengan gelas ukur sebanyak 20 ml dan memasukanya kedalam labu Erlenmeyer.
4. Menetesi Indikator fenolflatein (PP) 2-3 tetes dengan pipet tetes.
5. Baca skala Buret Awal.
6. Letakkan labu yang akan dititrasi.
7. Buka kran pada buret secara perlahan sampai titran NaOH keluar.
8. Guncangkan selalu labu Erlenmeyer agar zat titran Bercampur dengan HCl sehingga menjadi zat titrat.
9. Setelah warna ada sedikit perubahan, mengurangi laju dari zat titran.
10. Usahakan agar warna dari zat titrat semuda mungkin.
11. Setelah tercapai warna merah yang muda, hentikan titrasi.
12. Baca skala Buret Akhir.
13. Catat hasil kegiatan.
Prosedur Titrasi Cuka Sampel :
1. Cuci buret dengan mengalirkan air pada buret.
2. Ambil larutan cuka sample sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur.
3. Masukan larutan cuka sample ke-dalam labu reaksi.
4. Tambahkan aquadest atau air sampai dengan batas dari labu reaksi.
5. Guncangkan labu reaksi agar tercampunya larutan cuka sample dengan air.
6. Tuangkan larutan cuka sample yang telah diencerkan kedalam beker gelas.
7. Masukan larutan NaOH kedalam buret dengan corong.
8. Ukurlah larutan Cuka sample yang diencerkan dengan gelas ukur sebanyak 10 ml dan memasukanya kedalam labu Erlenmeyer.
9. Teteskan Indikator PP 2-3 tetes.
10. Baca skala Buret Awal.
11. Letakan labu yang akan dititrasi.
12. Buka kran pada buret secara perlahan sampai titran NaOH keluar.
13. Guncangkan selalu labu Erlenmeyer agar zat titran Bercampur dengan Cuka sample sehingga menjadi zat titrat.
14. Setelah warna ada sedikit perubahan, mengurangi laju dari zat titran.
15. Usahakan agar warna dari zat titrat semuda mungkin.
16. Setelah tercapai warna merah yang muda, hentikan titrasi.
17. Baca skala Buret Akhir.
18. Catat hasil kegiatan.
Dari seluruh kegiatan penggunaan alat untuk melakukan percobaan dangan zat yang berbeda saya selalu melakukan pencucian secara bersih agar zat lain tidak terkontaminasi atau bereaksi.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Larutan Warna indikator
Sebelum titrasi Setelah titrasi
HCl Bening Merah muda
Asam Cuka (CH3COOH) Bening Merah muda
Jadi,
Volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi HCl = 29,2 mL
Volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH = 24,2 mL

BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan kami, warna indikator larutan HCl sebelum titrasi berwarna bening, dan setelah titrasi, larutan HCl berubah warna menjadi merah muda. Warna indikator larutan asam cuka (CH3COOH) sebelum titrasi berwarna bening, dan setelah titrasi, larutan berubah warna menjadi merah muda.
Berdasarkan percoban di atas kita dapat menghitung konsentrasi larutan Hcl dan CH3COOH.
1. Konsentrasi Hcl
V1.M1 = V2.M2
20(0,1)=29,2.M2
2 =29,2M2
M2 = 0,068
2. Konsentrasi CH3COOH
V1.M1 = V2.M2
20(0,1)=24,2.M2
2 =24,2M2
M2 =0,082

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: