Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Kultur Jaringan Wortel

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Wortel adalah sayuran yang umum digunakan dalam sehari-hari. Wortel adalah tanaman umbi semusim yang memiliki kandungan karoten yang tinggi. Selain itu, wortel juga memiliki kandungan gizi tinggi yang sangat penting dan dibutuhkan tubuh terutama kandungan vitamin dan mimeralnya.
Dari segi bisnis, wortel adalah sayuran komersial yang hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan para petani yang menanamnya. Para peani menyukai wortel karena dalam penanamannya tidak terlalu banyak menuntut persyaratan. Tanaman wortel relatif mudah ditangani dan dirawat.
2. Tujuan
Praktikum acara V ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui teknik kultur jaringan wortel.
b. Mengetahui pengaruh BAP dan Paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan wortel.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara V ini dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Desember 2007 pukul 09.00 WIB sampai selesai, bertempat di Laboratorium Fisiologi Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.


B. Tinjauan Pustaka
Perbanyakan secara in vitro (kultur jaringan) adalah suatu perbanyakan dengan mengisolasi suatu bagian tanaman. Seperti protoplas sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat berregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik perbanyakan in vitro mempunyai peranan yang paling menonjol dalam bidang perbanyakan cepat suatu tanaman., terbukti teknik ini jauh lebih banyak menghasilkan tanaman dibandingkan perbnyakan secara konvensional ( Hendri, G. 1999)
Media tanam harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Bahan-bahan yang diramu berisi campuran garam-garam mineral sumber unsure hara makro dan mikro, gula, protein, vitamin dan hormone tumbuh. Dengan demikian keberhasilan kultur jaringan jelas ditentukan oleh media tanam dan macam tanaman. Campuran media satu mungkin cocok untuk jenis-jenis tanaman tertentu, tetapi tidak cocok untuk jenis-jenis tanaman lainnya ( Steward and Caplin, 1952 ).
Peran fisiologis sitokinin adalah mendorong pembelahan sel, morfogenesis, pertunasan, pembentukan kloroplas, pembentukan umbi,pemecahan dormansi, pembentukan stomata, pembungaan dan pembentukan buah partenokarpi. Sitokinin juga menghambat senescence dan absisi.Pada media pengumbian umbi mikro, Sitokinin mendorong terbentuknya umbi mikro baik pada eksplan tunas in vitro, buku tunggal tunas umbi maupun pada eksplan buku tunggal tunas in vitro. Induksi umbi mikro oleh sitokinin diduga pada pengaruh sitokinin terhadap metabolisme gula ( Went, 1926 )
Sitokinin adalah kelompok senyawa organic yang menyebabkan pembelahan sel yang di kenal dengan proses sitokinesis. BAP / BA ( 6 – Benzil Amino purin / 6 – Benzil Adenin ) adalah analog sitokinin, pengaruh sitokinin di dalam kultur jaringan tanaman antara lain berhubungan dengan proses pembelahan sel, poliferasi tunas ketiak, penghambatan pertumbuhan akar dan induksi umbi kentang ( Kusumasuasti, 1982 )
Wortel bermanfaat sebagai salah satu obat untuk serangan jantung dan menyempitnya pembuluh darah. Beta karoten yang terkandung dalam wortel terbukti bermanfaat untuk mengurangi resiko kedua jenis penyakit tersebut. Untuk itu beberapa lembaga kesehatan sepeti yayasan kanker menganjurkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi wortel lebih bnyak lagi (Santoso, 1992).


C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. LAFC lengkap dengan lampu bunsen
b. Petridish dan botol-botol kultur
c. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
2. Bahan
a. Eksplan : wortel
b. Media Kultur
c. Alkohol 96%
d. Aquadest steril
e. Spirtus
f. Chlorox (sunclin)
3. Cara Kerja
a. Mempersiapkan eksplan
b. Sterilisasi eksplan (dilakukan dalam LAFC)
• Memasukkan eksplan yang sudah dipotong (± 1 cm) ke dalam alcohol dan membakarnya minimal dengan pengulangan sebanyak 2 kali.
c. Penanaman eksplan
• Membuka plastik penutup botol media kultur.
• Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
• Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk menghindari kontaminasi.
d. Pemeliharaan
• Menempatkan botol-botol media berisi eksplan pada rak-rak kultur.
• Menjaga suhu, kelembaban dan pencahayaan lingkungan di luar botol.
• Menyemprot botol-botol kultur dengan spirtus setiap 2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi.
e. Melakukan Pengamatan selama 5 minggu,meliputi:
• Saat muncul akar, tunas, daun dan kalus (HST), diamati setiap hari.
• Jumlah akar, tunas dan daun, diamati 1 minggu sekali.
• Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus) pada akhir pengamatan.
• Persentase keberhasilan, pada akhir pengamatan.

D. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Hasil Pengamatan
Perhitugan Persentase Keberhasilan
Eksplan wortel yang masih hidup = 0
Persentase Keberhasilannya =
= 0 %
2. Pembahasan
Tehnik perlakuan pada eksplan wortel ini kurang lebih sama dengan eksplan lainnya kecuali pada sterilisasi eksplannya. Adapun tehnik sterilisasinya adalah dengan membakar eksplan menggunakan alcohol diulang sebanyak 2 kali atau lebih.Sterilisasi eksplan wortel ini di lakukan di dalam laminair air flow. Cara sterilisasi ini adalah teknik sterilisasi eksplan secara fisis yang biasa diberlakukan bagi jaringan yang tebal dan berlapis seperti wortel pada eksplan acara ini.
Pada praktikum terakhir ini, sama sekali tidak mempunyai eksplan yang hidup. Eksplan semuanya mati karna busuk ( mengalami pencoklatan yang mungkin disebabkan adanya memar saat pemotongan ) dan terkena kontaminasi. Tidak sama dengan eksplan lain, eksplan wortel ini terkontaminasinya sangat cepat dan sama sekali tidak ada yang bertahan dalam keadaan stagnan. Bahkan eksplan yang adalah contoh yang di tanam oleh co-as juga mati. Semua kematiannya terjadi dalam waktu tidak lebih dari 7 HST.
Semua eksplan wortel habis, mati terkontaminasi. Sama dengan kontaminasi eksplan lainnya, kontaminasi ditandai dengan adanya jamur yang berwarna kecoklatan, kehijauan, kekuningan, kehitaman dan ada juga jamur yang berwarna putih. Kontaminasi sangat umum terjadi saat kultur jaringan, adalah gangguan yang tidak dapat dielakkan.
Berhubung semua eksplan mati atau terkontaminasi maka presentase keberhasilan kultur jaringan wortel ini adalah 0 %. Adalah nilai prosentase terkecil jika dibandingkan dengan nilai prosentase keberhasilan pada eksplan lainnya.
Ini membuktikan bahwa penanaman kultur jarigan wortel adalah penanaman yang paling sulit karna mudah terkontaminasi. Diantara penyebab kontaminasi yang terjadi adalah karna banyak hal misalnya sterilisasi alat yang kurang optimal / steril; Adanya pengaruh fisik atau biokimia pada eksplan yang kurang bagus (memar, pengupasan, pemotongan, serangan penyakit atau kondisi lain yang tidak normal), bisa juga eksplan telah mengalami gejala alamiah dari proses penuaan tapi tetap dipakai; Sterilisasi eksplan yang mungkin terlalu lama dalam perendaman chlorox sehingga eksplan “terlalu steril” sehingga malah tidak dapat hidup / tumbuh; Saat penanaman praktikan terlalu banyak bicara,tanpa sengaja tangan praktikan keluar dari laminair air flow dan masuk lagi tanpa sterilisasi pada saat penanaman; Mungkin juga karna pemeliharaannya yang tidak cukup baik dalam penjagaan suhu, kelembaban, dan pencahayaannya serta karna kurang rutinnya penyemprotan spirtus sehingga menimbulkan kontaminasi; Hal lain lagi yang bisa menyebabkan kegagalan adalah pada pembuatan media, baik karna komposisi medianya yang kurang optimal atau karna pH media yang kurang tepat.
Dan menurut saya yang paling rawan sebagai penyebab kontaminasi adalah karna pembakaran pada saat sterilisasi eksplan, pemotongan ekspan yang kurang hati-hati maka melukai jaringan eksplan dan penggunaan komposisi media.


E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara V ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Teknik kultur jaringan wortel dapat diketahui dengan menanam eksplan wortel pada media yang telah melalui tahap sterilisasi.
b. Semua ulangan dalam penanaman eksplan mawar mengalami kegagalan atau mati karena akibat terkontaminasi.
c. Pengaruh BAP dan Paclobutrazol belum dapat dilihat pengaruhnya pada penanaman eksplan wortel yang dikarenakan semua eksplan mengalami kontaminasi.

2. Saran
Mengulangi lagi percobaan ini agar dapat diketahui pengaruh BAP dan Paclobutrazol secara tepat pada Anggur serta lebih menjaga kesterilan tempat dan diri.


DAFTAR PUSTAKA

Hendri, G. 1999. Kultur Jaringan. http : / www. Edukasi. Com. 9 Desember 2008.
Kusumasuasti. 1982. Kultur Jaringan dan Pemanfaatannya di Bidang Perkebunan kentang. Menara Perkebunan 50 (2). Hal : 43-47.
.Santoso, H.S. 1992. Wortel Tetap Menguntungkan. Penebar Swadaya. Jakarta
Steward, F.C. and S. M. Caplin. 1952. Investigations on Growth and Metabolism of Plant Cells. Ann. Of Bot. vol. 16 : 491-504.
Went, F.W. 1926. Plant Growth Substance in Agriculture. San Fransisco.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: