Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Teknik Kultur Jaringan

Teknik Kultur Jaringan yaitu mengisolasi bagian tanaman ( sel, jaringan, organ ) seperti daun mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptic yang kaya nutrisi lengkap dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap ( Husni, A.1997 )
Teknik ini dicirikan oleh kondisi aseptik, penggunaan media kultur buatan dengan kandungan nutrisi lengkap dan ZPT ( zat pengatur tumbuh ), serta kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya terkendali. Kultur jaringan merupakan salah satu aplikasi dari bioteknologi tanaman yang dikerjakan secara in vitro ( Martin, 1994 )
Zat pengatur tumbuh pada tanaman yaitu senyawa organic yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologis tumbuhan.Zat pengatur tumbuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit sekali ( Abidin, 1999 )


Dalam kultur jaringan terdapat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan perbanyakan tanaman antara lain keseimbangan zat pengaturan zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam media menentukan arah suatu kultur. Auksin dan sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yng sering digunakan dalam kultur jaringan. Sitokinin dan auksin dalam keseimbangan yang tepat berpengaruh terhadap proses organogenesis (Winarsih, dan Priyono, 2000).
Komponen media kultur yang lengkap sebagai berikut:
- Air destilasi (aquadest) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solven.
- Hara-hara makro dan mikro.
- Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi.
- Vitamin, asam amino dan bahan organic lain.
- Zat pengatur tumbuh.
- Suplemen berupa bahan-bahn alami, jika diperlukan.
- Agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media (Yusnita,2004 ).
Pembuatan media tumbuh yang terdiri atas campuran garam mineral berisi unsure makro dan unsure mikro, asam amino, vitamin, gula serta hormone tumbuhan dengan perbandingan tertentu. Untuk membuat media cair bahan-bahan dicampur air suling, sedang untuk membuat media padat, bahan-bahan dicampur dengan agar-agar. Media yang sudah dibuat lalu disterilkandalam autoklaf kemudian media ditempatkan dalam botol erlenmeyer (Butcher dan street, 1964).
Autoklaf merupakan sebuah bejana yang dapat diisi air dan ditutup rapat-rapat. Kalau air dipanaskan, uap yang terjadi tidak dapat keluar, sehingga tekanan dalam autoklaf naik sampai lebih tinggi daripada tekanan normal. Pertambahan tekanan menyebabkan air mendidih diatas titik didih normal. Kalau dalam keadaan biasa air mendidih pada suhu 100°C (Narayaswami dan Norstog, 1964).
Sterilitas dengan autoklaf yaitu suatu metode sterilitasasi dengan uap air dibawah tekanan. Kapas penyumbat, kasa, peralatan laboratorium, plastic penutup, peralatan gelas, penyaring, pipet, air, dan media nutrisi dapat disterilisasi dengan autoklaf. Hampir semua mikroba mati apabila terkena uap air yang sangat panas dari autolaf selama 10-15 menit. Semua obyek hendaknya disterilisasi pada suhu 121o C dan takanan 15 Psi selama 15-20 menit (Teres, 1989).

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: