Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Inseminasi Buatan

A. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik yaitu suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘(Toelihere MR, 1985).
1. Tujuan Inseminasi Buatan
a) Memperbaiki mutu genetika ternak;
b) Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;
c) Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
d) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
e) Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
2. Keuntungan IB
a) Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b) Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c) Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);


d) Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama.
e) Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati.
f) Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar.
g) Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
3. Kerugian IB
a) Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
b) Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
c) Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
d) Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
4. Prosedur Inseminasi Buatan yaitu sebagai berikut :
Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik yaitu 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rectum Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.


5. Straw atau semen
Kode-kode semen yang dipergunakan di lapangan hendaknya dicatat secara lengkap dalam laporan-laporan petugas dalam pencatatan dan laporan Pelaksanaan IB.
Tabel 1. Bangsa Sapi Dan Warna Straw
No. Bangsa sapi Warna Straw
1. Bali Merah
2. Madura Hijau
3. Ongole Biru muda
4. Frissian Holstein (FH) Abu-abu
5. Brahman Biru Tua
6. Simmental Transparan
7. Limousine Merah muda
Sumber : Laporan Sementara
6. Tanda-tanda berahi.
Tanda-tanda berahi yang sering ditunjukkan oleh sapi betina :
a) Kemaluan (vulva) membengkak, selaput lendir berwarna merah, dan apabila diraba dengan punggung tangan akan terasa hangat. Dari kemaluannya keluar lendir transparan. Di pedesaan di Jawa Tengah sering disebut 3A (Abuh, Abang, Anget). Sedang di Jawa Barat peternak menyebut 3B (Beureum, Bengkak, Basah).
b) Sapi betina yang sedang berahi suka melenguh dan gelisah. Di lapangan, sapi-sapi betina berahi suka berkelana untuk mencari pejantan. Peternak atau inseminator yang berpengalaman dapat mengenal lenguhan sapi berahi. Nada lenguhannya berbeda dengan lenguhan sapi yang tidak berahi, lenguhan sapi lapar atau lenguhan sapi ketakutan. Di pedesaan dikenal dengan istilah gemboran.
c) Nafsu makan menurun.
d) Pupil mata berdilatasi sehingga mata kelihatan sayu. Terjadinya berahi pada ternak betina dimulai pada saat ternak mengalami pubertas. Pubertas atau dewasa kelamin yaitu saat ternak betina atau jantan muda mulai menunjukkan aktivitas seksualnya. Pubertas pada ternak betina ditandai dengan dimulainya produksi sel telur yang dapat diovulasikan. Pada ternak sapi, pubertas dipengaruhi oleh faktor genetis ternak dan faktor luar seperti suhu, musim, dan kondisi pakan. Ternak sapi dengan level protein pakan yang tinggi akan mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi, biasanya mencapai pubertas lebih cepat apabila dibandingkan dengan sapi yang memperoleh pakan dengan level protein yang rendah.Pada sapi perah, pubertas rata-rata terjadi pada saat berat badan sapi mencapai 30-40% dari berat badan dewasa. Pada sapi potong, pubertas rata-rata terjadi pada saat berat badan sapi mencapai 45-55% dari berat dewasa.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: