Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Dalam buku “Konstruksi Frasa dengan Kata ‘yang’”, disebutkan beberapa pengertian frasa, yaitu:
1. satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramlan);
2. gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang (Kridalaksana);
3. satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa atau tidak melampaui batas subjek dan predikat. Dengan kata lain, sifatnya tidak produktif (Tarigan);
4. a phrase is group of words forming a syntactic unit which is not a complete sentence, i.e. it does not have a subject or predicate (Hartmann).
Dalam buku “Pesona Bahasa” disebutkan bahwa frasa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. frasa eksosentris merupakan frasa yang salah satu pembentuknya berbentuk preposisi. Misal: di rumah, ke kandang, dsb.
2. frasa endosentris adalah frasa yang mempunyai induk. Frasa endosentris bisa memiliki induk tunggal (contoh: kucing belang, keong emas, dsb.) atau bisa juga berinduk ganda (biasanya disatukan dengan penghubung, missal: aku dan dia, ayah atau ibu, dsb.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar