Custom Search

Selasa, 05 April 2011

Permasalahan VCD porno

Masalah maraknya peredaran VCD pada awalnya meresahkan orang tua yang memiliki anak remaja. Keresahan yang dialami oleh para orangtua yang memiliki anak remaja tersebut merupakan masalah privat. Namun dalam perkembangannya, maraknya peredaran VCD porno tidak hanya meresahkan orang tua yang anaknya sudah remaja, tetapi juga meresahkan orang tua yang anaknya belum ramaja, dan bahkan pasangan suami istri yang belum memiliki anak. Oleh karena itu, maraknya peredaran VCD porno bukan lagi menjadi masalah privat tetapi menjadi masalah publik.


Maraknya peredaran VCD porno yang menjadi masalah publik tersebut menggerakkan setiap orang untuk memikirkan dan berusaha mencari solusi tebaik. Sekalipun diantara mereka terjadi perbedaan dalam memahami masalah tersebut sehingga solusi yang mereka tawarkan pun juga berbeda di antara mereka. Pada satu sisi, mereka memahami masalah tersebut terjadi karena ada pihak yang memproduksi. Untuk mengatasi masalah maraknya peredaran VCD porno harus menghentikan produksi VCD porno tersebut. Pada sisi lain, memahami masalah VCD porno terletak pada system edarnya. Untuk itu, solusi yang ditawarkan merupakan mengatur dan mengawasi system peredaran VCD porno tersebut. Jika system edar dilakukan pengaturan dan pengawasan yang ketat, tidak akan samapi beredar dan meresahkan masyarakat. Terdapat pendapat dalam memahami masalah VCD porno tersebut. Mereka memahami VCD porno bukan dari sisi produksi maupun system edar, tetapi pada pribadi masing-masing. Sekalipun produsen tetap memproduksi, dan system edarnya diatur dan diawasi sedemikian rupa, tapi yang lebih utama merupakan membentengi keluarga mereka dengan meningkatkan iman dan takwa maka maraknya peredaran VCD porno tidak akan meresahkan dirinya dan anggota keluarganya.
Masalah maraknya peredaran VCD porno merupakan terjadinya keresahan anggota masyarakat, terutama para orang tua, baik orang tua yang telah memiliki anak remaja maupun yang belum, bahkan pasangan suami istri yang belum memiliki anak sekalipun.
Situasi masalah tersebut setelah dilakukan pencarian masalah mengapa masyarakat (orang tua) resah dengan maraknya peredaran VCD porno, diperoleh beberapa sebab antara lain:
a. VCD porno sangat mudah didapat
b. Banyak anak remaja terperosok pergaulan dan seks bebas
c. Banyak ditemukan anak remaja hamil sebelum nikah
d. Banyak istri mengeluh karena suami minta dilayani seperti adegan dalam VCD porno
e. Banyak kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak-anak remaja setelah mereka melihat VCD porno
f. Perilaku masyarakat mudah meniru
g. Moralitas anak remaja cenderung menurun, dsb.
Masalah tersebut termasuk masalah substantive. Bertumpu pada masalah substantive tersebut kemudian dilakukan spesifikasi dan menghasilkan masalah formal (policy problem). Masalah formal merupakan masalah substantive yang telah dispesifikasikan untuk memperoleh masalah yang benar-benar masalah (akar masalah). Oleh karena itu, untuk memperoleh masalah formal, “perhatian difokuskan pada masalah yang berposisi sebagai penyebab, dan bukan pada akibat.”
Berdasarkan logika tersebut, maka dapat ditemukan masalah formal (masalah kebijakan) yaitu:
a. Mudahnya memperoleh VCD porno di pasaran.
Porno berkaitan dengan system edar VCD termasuk VCD porno.
b. Moralitas remaja cenderung menurun
Moralitas yang rendah akan meniru (yang tidak baik) untuk melakukan tindakan yang tidak bermoral.
Oleh karena itu masalah formal atau masalah kebijakan merupakan:
a. Penataan, pengaturan, dan pengawasan terhadap system edar VCD pada umumnya, dan VCD porno pada khususnya.
b. Perlunya peningkatan moralitas masyarakat

Permasalahan VCD porno di atas termasuk contoh dari agenda sistemik.
Keterkaitan permasalahan VCD porno dengan keenam faktor yang terdiri dari faktor politik, administrasi, social budaya, teknologi, ekonomi, dan hankam yaitu: factor politik, dengan adanya peredaran VCD porno maka masyarakat yang memiliki nilai dan norma akan melakukan penolakan tehadap hal tersebut. Sehingga, pemerintah menindaklanjuti hal tersebut dengan mengeluarkan kebijakan dalam bentuk Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. Faktor ekonomi yaitu, karena kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia sehingga membuat masyarakat untuk menjual VCD porno untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin lama semakin meningkat sehingga dapat membuat citra Indonesia menurun. Faktor sosial budaya, maraknya peredaran VCD porno membuat budaya yang tidak baik bagi masyarakat luas, khususnya untuk anak-anak di bawah umur. Mereka (anak-anak dibawah umur) banyak yang meniru adegan-adegan yang ada dalam VCD tersebut. Hal tersebut akan membuat kebiasaan buruk yang ada di masyarakat. Faktor teknologi, dengan adanya teknologi yang semakin lama semakin canggih akan memudahkan orang-orang dalam memperoleh VCD porno.
Berdasarkan uraian di atas maka dengan banyaknya VCD porno yang beredar di Indonesia membuat citra Indonesia menjadi buruk di dunia internasional dan dapat membuat para investor asing segan menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal tersebut mendorong pihak pemerintah untuk memasukkan permasalahan tersebut ke dalam agenda sistemik dan sebuah kebijakan yaitu Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi yang dapat membuat citra Indonesia di dunia internasional menjadi baik kembali.
Sehingga keenam faktor tersebut, dapat mempengaruhi masalah peredaran VCD porno, yang dulunya hanya masalah privat kemudian berkembang menjadi masalah publik dan akhirnya masuk dalam agenda sistemik.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: