Custom Search

Rabu, 23 Maret 2011

Laporan Magang Badan Lingkungan Hidup

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, kami telah melaksanakan Kuliah Kerja Administrasi (KKA) dan dapat menyelesaikan laporan KKA yang berjudul “Peran Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dalam Melaksanakan Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat melalui Civil Empowerment”
Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah yang menjadi kewajiban kami dalam upaya menyelesaikan studi kami di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyelesaian Laporan ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa materi maupun dalam bentuk moril. Untuk itu dalam pengantar ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah Ir. Djoko Sutrisno, M.Si. yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan KKA di Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah.
2. Kepada Pembimbing Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Drs. Nanang Ismail yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam proses KKA.
3. Seluruh Kepala Bidang serta Kepala Sub Bidang dan para Staf Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah yang telah banyak membantu kami dalam setiap tugas dan kegiatan KKA kami.


4. Drs. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Sudarto M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Dosen Pembimbing kami Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si yang telah memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan laporan ini.
7. Rekan-rekan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS angkatan 2007.
8. Serta pihak-pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan tugas-tugas KKA ini, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan KKA ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan KKA ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi perkembangan ilmu sosial.
























DAFTAR ISI

Halaman judul
Halaman persetujuan
Kata Pengantar........................................................................ i
Daftar isi................................................................................ ii
Bab. I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................... 1
B. Tujuan...................................................................... 1
C. Relevansi.................................................................. 2
Bab. II Deskripsi Institusi Mitra
A. Sejarah Singkat........................................................ 3
B. Lokasi....................................................................... 3
C. Dasar Hukum............................................................ 4
D. Kedudukan............................................................... 4
E. Visi dan Misi............................................................. 4
F. Tugas Pokok dan Fungsi............................................ 5
G. Uraian Tugas............................................................. 6
H. Struktur Organisasi.................................................. 15
I. Permasalahan.............................................................. 15
Bab III Pelaksanaan KKA dan Pengamatan
A. Deskripsi................................................................... 18
B. Refleksi..................................................................... 26
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan.............................................................. 28
B. Implikasi.................................................................. 29

Daftar Pustaka........................................................................ 30
Lampiran................................................................................ 31



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Administrasi (KKA) atau yang biasa disebut dengan kegiatan magang merupakan suatu kegiatan latihan kerja mahasiswa yang terencana dan terstruktur oleh jurusan yang bersifat intrakulikuler dan wajib diikuti oleh semua mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Kegiatan ini dapat dilakukan di instansi pemerintah/negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memiliki kualifikasi tertentu.
Program magang ini dimaksudkan untuk mendukung tercapainya kompetensi (sarjana) atau lulusan Ilmu Administrasi Negara, yang :
• Mampu menganalisis setiap permasalahan di bidang Administrasi Negara.
• Mampu melaksanakan tugas dan fungsi di seluruh bidang kegiatan Administrasi Negara.
• Mampu mengatasi dan mencari solusi (penyelesaian) berbagai permasalahan Administrasi Negara.
• Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep dan teori yang diperoleh selama mengikuti kerja praktek.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis memilih melaksanakan kegiatan magang pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah yang beralamat di Jalan Setia Budi (Komplek Diklat Provinsi Jawa Tengah) Srondol Semarang. Kegiatan magang berlangsung dari tanggal 5 Juli s.d. 4 Agustus 2010. BLH merupakan Badan yang dibentuk pemerintah untuk memfokuskan kegiatannya dalam menangani permasalahan-permasalahan di bidang lingkungan hidup agar tercipta keberlanjutan lingkungan/environmental sustainability yang sesuai dengan Visi dan Misi yang dicanangkan oleh BLH Provinsi Jawa Tengah.
Penulis mengambil fokus penelitian pada Peran Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan limbah padat melalui peningkatan civil capacity.
Hal tersebut dilakukan mengingat di Provinsi Jawa Tengah sendiri merupakan salah satu Provinsi yang perkembangan industrinya cukup tinggi. Sebagaimana lazimnya daerah industri, baik industri skala besar maupun industri skala kecil atau home industry, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Eksternalitas negatif tersebut dapat berupa pencemaran lingkungan misalnya limbah padat yang berupa endapan sisa cairan produksi tekstil. Industri tersebut menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan kerusakan lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain dari kalangan industri itu sendiri, rumah tangga pun juga ikut andil dalam menghasilkan limbah. Seperti misalnya limbah organik dari sisa-sisa sayuran, limbah kertas, limbah plastik, limbah kotoran ternak, dan sebagainya.
Limbah padat atau sampah sendiri merupakan semua buangan padat yang dihasilkan oleh aktivitas hidup manusia dan hewan yang dibuang karena sudah tidak berguna lagi atau tidak dikehendaki. Dengan perkembangan waktu ke waktu yang senantiasa diiringi dengan pertambahan penduduk, maka otomatis jumlah timbunan sampah semakin meningkat, sementara lahan untuk tempat pembuangan sampah yang ada tetap tidak bertambah. Lahan pembuangan sampah yang tersedia akan terus berkurang akibat penggunaan lain atau pengalihan lahan, misalnya saja untuk pembangunan perumahan baru, pembangunan fasilitas umum, dan lain-lain.
Pengelolaan limbah padat atau sampah dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat. Ancaman kesehatan dapat timbul disebabkan oleh digunakannya timbunan sampah, sebagai tempat berkembang-biaknya lalat dan tikus serta hewan-hewan pembawa penyakit lainnya yang pada akhirnya menularkan penyakit pada manusia. Di samping itu, timbunan sampah secara estetika menampilkan pemandangan yang tidak menyenangkan, selain bau yang tidak sedap akibat dekomposisi atau pembusukan.
Selain membawa dampak negatif, limbah padat atau sampah ternyata juga dapat memberikan dampak positif, dengan catatan apabila sampah tersebut dapat dimanfaatkan atau dikelola dengan baik. Dengan pengelolaan sampah yang benar maka dari segi ekonomis akan sangat menguntungkan. Misalnya saja adalah pengelolaan kotoran sapi menjadi biogas di Kabupaten Sukoharjo sebagai pengganti gas elpiji. Selain itu industri pembuatan tahu di Kebupaten Kebumen, ampas tahu yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang ini dapat diolah menjadi tempe gembus yang kandungan proteinnya sangat tinggi. Ampas tahu bisa juga diolah menjadi tepung untuk bahan campuran pembuatan roti.
Namun sampai sekarang ini masih banyak sampah yang tidak dimanfaatkan atau diolah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya sampah-sampah yang langsung dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Kota Surakarta yaitu TPA Putri Cempo. TPA tersebut sudah melebihi daya tampung, akibatnya sampah-sampah tersebut menjadi gunungan sampah dan menjadi tempat bersarangnya berbagai penyakit. Selain itu menurut kepala BLH Provinsi Jawa Tengah bahwa sungai di Jawa Tengah suda tercemar semua. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya buangan kotoran manusia atau ternak di sepanjang sungai. (http://www.solopos.com/2010/channel/nasional/seluruh-sungai-di-jateng-tercemar-polutan-11978).
Sampah yang tidak diolah atau dimanfaatkan tersebut dikarenakan berbagai alasan, misalnya karena ketidaktahuan cara mengolah, beranggapan bahwa sampah merupakan sesuatu yang tidak bernilai ekonomis dsb. Pengelolaan sampah-sampah tersebut agar dapat bernilai tinggi serta bernilai social maka dapat dilakukan melalui Peningkatan civil capacity atau peningkatan kapasitas masyarakat. Peningkatan civil capacity menekankan pada partisipasi stakeholders. Namun pengejewantahan program peningkatan civil capacity tersebut masih menempatkan pemerintah dan perusahaan sebagai stakeholder utama, sementara masyarakat masih ditempatkan pada posisi penerima manfaat. Peningkatan civil capacity yang dilakukan akan membawa dampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan jika mengacu pada konteks sosial lingkungan dan dilakukan dengan pendekatan partisipatif.
Sampah yang dihasilkan oleh industri-industri atau rumah tangga yang awalnya sangat merugikan bagi lingkungan umum jika dikelola dengan baik maka akan menghasilkan keuntungan. Tetapi hal tersebut tidak akan dapat terjadi apabila industri atau masyarakat tidak mendapat dukungan pemerintah dalam hal ini BLH provinsi Jawa Tengah sebagai Pembina dan sebagai fasilitator.
Dari permasalahan tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana peran BLH Provinsi Jawa Tengah untuk membuat kebijakan dalam pelaksanaan pengolahan limbah padat melalui Peningkatan civil capacity serta mengetahui solusi bagaimana limbah-limbah tersebut bisa diolah dengan baik ataupun dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup melalui kebijakan-kebijakan yang dituangkan.

B. TUJUAN
• Tujuan dari pelaksanaan magang adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan dan meningkatkan serta memperluas keterampilan dan ilmu pengetahuan yang membentuk kemampuan mahasiswa serta bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program studi yang dipilih.
2. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik secara teknik maupun hubungan kemanusiaan.
3. Mempelajari alternatif pemecahan masalah dan cara penerapan pemecahan masalah (perbandiangan antara teori dan praktek).
4. Mendapat akses terhadap fasilitas peralatan, prosedur teknik maupun lainnya yang mungkin tidak dimiliki ataupun tidak di ajarkan di Perguruan Tinggi.
5. Meningkatkan motivasi dan prestasi akademis melalui proses belajar yang dikaitkan dengan situasi kerja yang nyata (learning by doing).

• Tujuan dari Fokus kajian
1. Untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan oleh sampah/limbah yang dihasilkan baik dari limbah masyarakat maupun limbah industri.
2. Mengetahui cara-cara pengelolaan limbah yang optimal serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kemampuannya mengolah limbah.


C. RELEVANSI
 Pengertian Limbah

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

 Limbah Padat

• Pengertian limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.
• Sumber limbah padat
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1. Limbah padat yang mudah terbakar.
2. Limbah padat yang sukar terbakar.
3. Limbah padat yang mudah membusuk.
4. Limbah yang dapat di daur ulang.
5. Limbah radioaktif.
6. Bongkaran bangunan.
7. Lumpur.

• Jenis-jenis limbah
a. Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :
o Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.
o Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.
Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

b. Jika berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Limbah Pabrik
Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gasyang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
3. Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia.
 Peningkatan civil capacity atau peningkatan kapasitas
Peningkatan kapasitas dapat didefinisikan sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat untuk:
1. menganalisa lingkungannya;
2. mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang-peluang;
3. memformulasi strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan memanfaatkan peluaang yang relevan.
4. merancang sebuah rencana aksi, serta mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan mengevaluasi rencana aksi tersebut, serta
5. memanfaatkan umpan balik sebagai pelajaran (ACBF, 2001).
Proses Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas adalah upaya untuk membantu orang, organisasi, dan sistem dalam menghadapi tantangan-tantangan dan memenuhi tuntutan-tuntutan. sebagai sebuah proses untuk mempengaruhi, atau menggerakkan, perubahan di berbagai tingkatan (multi-level) pada individu, kelompok, organisasi dan sistem yang berusaha memperkuat kemampuan beradaptasi sendiri dari orang dan organisasi sehingga mereka dapat merespon lingkungan yang berubah secara terus-menerus (Morrison, 2001). Peningkatas kapasitas adalah tentang penciptaan sebuah organisasi “pembelajaran”.
Tingkatan Peningkatan Kapasitas
1. Tingkatan sistem (atau lembaga), seperti misalnya kerangka peraturan, kebijakan dan kondisi kerangka yang mendukung atau menghambat pencapaian tujuan-tujuan kebijakan tertentu;
2. Tingkatan organisasi (atau entitas), misalnya struktur organisasi, proses pengambilan keputusan dalam organisasi, prosedur dan mekanisme kerja, instrumen manajemen, hubungan dan jaringan antar organisasi;
3. Tingkatan individu, misalnya keterampilan dan kualifikasi individu, pengetahuan, sikap, etika kerja dan motivasi orang-orang yang bekerja dalam organisasi.

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: