Custom Search

Rabu, 22 September 2010

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

I. Topik : Halusinasi
Terapis : 12 Mahasiswa
Sasaran : 10 Orang
Bangsal : Abimanyu

II. Tujuan
a. Umum : klien dapat mengenal halusinasinya
b. Khusus :
1. Klien mengenal isi halusinasinya
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasinya
3. Klien mengenal frekuensi halusinasinya
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasinya
5. Klien mampu membicarakan topik perencanaan
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat kelompok tentang manfaat kegiatan


III. Pembagian Tugas
a. Leader : Tri Wahyuni
b. Co Leader : Yulia
c. Observer : Novita, Diah Ayu, Tri Utami
d. Fasilitator :
1. Robert
2. Dwi Erna
3. Nina Alya
4. Joko
e. Anggota :
1. Linda H
2. Didik R
3. Fendika W
4. Ripah S

IV. Kerangka Landasan Teori
A. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. (Miramis, 1998)
Halusinasi merupakan suatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu (Lubis, 1993)

B. Rentang Respon Halusinasi


Gambar : Rentang Responden Neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001)
C. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, 1998 membagi Halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu :
1. Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara terbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami Halusinasi pikiran yang terdengar perkataan bahkan pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran, geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan, menakutkan seperti monster.
3. Penghidung
Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidung sering mengakibatkan stroke, tumor, kejang atau demensia.
4. Pengucapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7. Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
D. Fase-Fase Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, membagi fase Halusinasi dalam 4 fase yaitu :
1. Fase I = Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.
Karakteristik = Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non psikotik)
Tanda dan Gejala = Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam dan asyik menyendiri.
2. Fase II = Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.
Karakteristik = Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan)
Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
3. Fase III = Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa
Karakteristik = Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti (Psikotik)
Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas mampu mematuhi perintah.
4. Fase IV = Conquering (Panic) atau umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya
Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik berat)
Tanda dan Gejala = perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks, tidak mampu berespon lebih dari satu orang.

V. Kriteria Anggota Kelompok
Halusinasi

VI. Proses Seleksi
a. Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
b. Informasi dari perawat ruangan
c. Hasil diskusi kelompok
d. Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan waktu.

VII. Uraian Seleksi Kelompok
a. Hari / Tanggal : Jum’at, 30 Juli 2010
b. Tempat pertemuan : Bangsal Abimanyu
c. Waktu : -
d. Lamanya : 45 menit
e. Kegiatan : II
f. Jumlah anggota : 10 orang

VIII. Perilaku Yang Diharapkan Dari Anggota
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
IX. Perilaku yang Diharapkan dari Kader
a. Menjelaskan tujuan aktivitas
b. Memperkenalkan diri
c. Memberi pemahaman cara menghardik halusinasi
d. Menjelaskan aturan permainan
e. Memberikan reinforcement dengan atau atas perilaku anggota

X. Metode
a. Setiap anggota diberi kesempatan memperkenalkan diri dan anggota lain mendengarkan.
b. Anggota kelompok mampu mengenal isi, waktu, frekuensi, terjadinya halusinasi.
c. Setiap anggota kelompok diminta mengungkapkan perasaannya bila mengalami halusinasi.

XI. Pengorganisasian


XII. Jalannya Acara
a. Mengumpulkan klien
b. Perawat memperkenalkan diri
c. Melakukan kontrak dengan klien
1. Menjelaskan tujuan
2. Waktu dan tempat kegiatan
3. Perjanjian dengan klien tidak dapat mengikuti proses kegiatan klien akan dikeluarkan dari kelompok
d. Menjelaskan aturan main
e. Proses TAK

Artikel Sejenis :



Tidak ada komentar: